Mengenal Guru Thariqah Naqsyabandi
Oleh
Kyai Drs.Mufid Rowi
Awal mula Thareqat Naqsyabandiah adalah ilmu rahasia Allah yang amat suci yang kemudian Allah menyuruh malaikat Jibril untuk memberikan ilmu rahasia yang sangat halus dan suci itu kepada satu-satunya hambanya yang sangat dikasihi dan sangat disucikan ruhaninya, hamba yang menjadi pilihannya, yang menjadi junjungan para nabi, rasul, para khalifah Allah Ta’ala, para waliyullah dan manusia seluruhnya, yaitu Nabi Muhammad Saw.
Ilmu rahasia ini selanjutnya oleh ulama sufi
disebut dengan ilmu tasawuf atau ilmu thareqat. Dan nama-namanya mengikuti
guru-guru yang mengembangkannya dari zaman Rasulullah sampai zaman sekarang
ini. Tetapi agaknya dari zaman Baha’udin sampai saat ini, thareqat ini tidak
banyak mengalami perubahan nama, yaitu Naqsyabandi. Yang ada setelah
Baha’uddin hanya nama tambahan, seperti al Mujaddidi, al Kholidi, al Madhari,
al Haqqani, dan al Amini. Bahkan ada yang menamai Thareqat Jabal Abu Qubais,
sebagai tanda silsilahnya masih bersambung terus sampai Rasulullah.
Thareqat Jabal Hindi, untuk nama Thareqat
Naqsyabandi yang terputus silsilahnya, atau thareqat yang mursyidnya
mengangkat sendiri, bukan diangkat oleh guru
|
Zawwiyyah Thoriqoh Qoodiriyyah Wan Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya ,Tasikmalaya.
Perjalanan bersama Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah Menyambut Pecinta Kesucian jiwa mengarungi Lautan Tanpa Tepi Mencari Barokah dan Menabur Barokah untuk Sesama.
Kamis, 19 September 2013
Label:
Mutiara
Rabu, 04 September 2013
Muhammad Amin al-Kurdi adalah seorang sufi besar yang hidup
pada pertengahan abad ke tiga belas hijriah. Ia lahir di kota Irbil dekat
kota Mosul. Irbil adalah salah satu kota di Irak.
MUHAMMAD AMIN DAN BIMBINGAN TASAWUF
MUHAMMAD Amin kecil tumbuh di bawah asuhan ayahnya sendiri yang bernama Syaikh al-'arif billah Fathullah. Fathullah adalah seorang ulama tasawwuf yang berpegang pada Thariqah Qadiriyyah. Bahkan beliau adalah seorang mursyid dari Thariqah yang dinisbat-kan kepada Syaikh Abd al-Qadir al-Jailani itu. Dari ayahnya itulah Muhammad Amin belajar Al-Quran dan ilmu-ilmu lainnya. Setelah menimba ilmu dari ayahnya, ia lantas berguru pada seorang Syaikh dari Thariqah Naqsabandiyyah yang bernama Syaikh al-'arif billah Umar.
MUHAMMAD Amin kecil tumbuh di bawah asuhan ayahnya sendiri yang bernama Syaikh al-'arif billah Fathullah. Fathullah adalah seorang ulama tasawwuf yang berpegang pada Thariqah Qadiriyyah. Bahkan beliau adalah seorang mursyid dari Thariqah yang dinisbat-kan kepada Syaikh Abd al-Qadir al-Jailani itu. Dari ayahnya itulah Muhammad Amin belajar Al-Quran dan ilmu-ilmu lainnya. Setelah menimba ilmu dari ayahnya, ia lantas berguru pada seorang Syaikh dari Thariqah Naqsabandiyyah yang bernama Syaikh al-'arif billah Umar.
Dalam bimbingan Syaikh Umar, Muhammad Amin selama
bertahun-tahun sangat menjaga adab, sopan-santun dan tata krama dalam
berkhidmah mencari ilmu. Selain itu ia juga senantiasa ber-mujahadah untuk
membersihkan dan menjaga hati dari segala penyakit serta menghiasinya dengan
akhlak yang mulia sehingga ia mendapat anugerah dari Allah yang tiada
kira. Karena syarat dalam menuntut ilmu tasawwuf akan terpenuhi, jika ada
mursyid yang ma'rifat dan kesiapan diri, dalam arti selalu ber-mujahadah dan
patuh terhadap perintah mursyid. Amin muda juga dipercaya oleh gurunya
sebagai mursyid Thariqah al-Naqshabandiyah. Namun kemudian ia minta izin
untuk berkhalwat dan ziarah ke makam para ulama yang salih.
Label:
Mutiara
Langganan:
Postingan (Atom)