Perjalanan bersama Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah Menyambut Pecinta Kesucian jiwa mengarungi Lautan Tanpa Tepi Mencari Barokah dan Menabur Barokah untuk Sesama.

Selasa, 20 September 2011

AJARAN KEDUABELAS
Apabila Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Kaya memberimu harta kekayaan, maka janganlah kamu terpengaruh oleh harta kekayaan itu, sehingga kamu lupa dan tidak ta’at lagi kepada Allah. Jika kamu lupa dan tidak ta’at kepada Dia karena adanya harta itu, maka akan tertutup dari Dia di dunia ini dan diakhirat kelak. Mungkin juga harta itu akan diambil-Nya kembali, sehingga kamu menjadi miskin papa, lantaran kamu lupa kepada Yang Memberi. Jika kamu tetap ingat dan ta’at kepada Allah dan hatimu sekali-kali tidak terpengaruh oleh harta benda itu, maka Allah akan memberikan kepadamu begitu saja tanpa menguranginya walau sedikitpun. Harta benda itu adalah hamba Allah dan kamupun adalah hamba Allah. Oleh karena itu, hendaklah kamu hidup di dunia ini berada dalam penjagaan Allah, agar di akhirat nanti kamu dimuliakan dan diberi surga sebagai tempat tinggalmu yang kekal abadi bersama orang-orang yang benar, para syuhada, dan orang-orang saleh.
AJARAN KETIGABELAS
Janganlah kamu bersusah payah untuk mendapatkan keuntungan dan jangan pula kamu mencoba menghindarkan diri dari malapetaka. Keuntungan itu akan datang kepadamu jika memang sudah ditentukan oleh Allah untuk kamu, baik kamu sengaja untuk mencarinya maupun tidak. Malapetaka itupun akan datang menimpamu, baik kamu membencinya, maupun kamu mencoba menghindarkannya dengan doa dan shalat atau kamu menghadapinya dengan penuh kesabaran, karena hendak mencari keridhaan Allah.
Hendaklah kamu berserah diri dan bertawakal sepenuhnya kepada Allah di dalam segala hal, agar Dia memanifestasikan kerja-Nya melalui kamu. Jika kebaikan yang kamu dapati, maka bersyukurlah.

Dan jika bencana yang menimpa kamu, maka bersabarlah dan kembalilah kepada Dia. Kemudian, rasakanlah keuntungan yang kamu dapati dari apa yang kamu anggap sebagai bencana itu, lalu tenggelamlah di dalam Dia melalui perkara itu sejauh kemampuan yang kamu miliki dengan cara keadaan rohani yang telah diberikan kepadamu. Dengan cara inilah kamu dinaikkan dari satu peringkat ke peringkat lainnya yang lebih tinggi dalam perjalanan menuju Allah, supaya kamu dapat mencapai Dia.
Kemudian kamu akan disampaikan kepada satu kedudukan yang telah dicapai oleh orang-orang shiddiq, para syuhada dan orang-orang saleh sebelum kamu. Dengan demikian kamu akan dekat dengan Allah, agar kamu dapat melihat kedudukan orang-orang sebelum kamu dengan menuju Raja Yang Maha Agung itu. Di sisi Tuhan Allah-lah kamu mendapatkan kesentosaan, keselamatan dan keuntungan. Biarlah bencana itu menimpa kamu dan jangan sekali-kali kamu mencoba menghindarkannya dengan doa dan shalatmu, dan jangan pula kamu merasa tidak senang dengan kedatangan bencana itu, karena panas api bencana itu tidak sehebat dan sepanas api neraka.
Telah diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya api neraka akan berkata kepada orang-orang yang beriman; ‘Lekaslah kamu pergi wahai orang-orang mu’min, karena cahayamu akan memadamkan apiku’”
Bukankah cahaya si Mu’min yang memadamkan api neraka itu serupa dengan cahaya yang terdapat padanya di dunia ini dan yang membedakan orang-orang yang ta’at kepada Allah dengan orang-orang yang durhaka kepada-Nya ? Biarkanlah cahaya itu memadamkan api bencana, dan biarkanlah kesabaranmu terhadap Tuhan itu memadamkan hawa panas yang hendak menguasai kamu.
Sebenarnya, bencana yang datang kepada kamu itu bukannya akan menghancurkan kamu, melainkan sebenarnya adalah akan menguji kamu, mengesahkan kesempurnaan iman kamu, menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (QS 47:31)
Oleh karena itu, manakala kebenaran keimanan kamu telah terbukti dan kamu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak dan perbuatan Allah, dan dengan idzin Allah juga, maka hendaklah kamu tetap bersabar dan ridho serta patuh kepada-Nya. Janganlah kamu melakukan apa saja yang dilarang oleh Allah. Apabila perintah-Nya telah datang, maka dengarkanlah, perhatikanlah, bersegeralah melakukannya, senantiasalah kamu bergerak dan jangan bersikap pasif terhadap takdir dan perbuatan-Nya, tetapi pergunakanlah seluruh daya dan upayamu untuk melaksanakan perintah-Nya itu.
Sekiranya kamu tidak sanggup melaksanakan perintah itu, maka janganlah lalai untuk kembali menghadap Tuhan. Mohonlah ampunan-Nya dan memintalah dengan penuh merendahkan diri kepada-Nya. Carilah sebab musabab mengapa kamu tidak sanggup melaksanakan perintah itu. Mungkin saja kamu tidak sanggup melaksanakan perintah itu lantaran kejahatan syak wasangka yang tedapat di dalam pikiranmu, atau kamu kurang bersopan santun di dalam mematuhi-Nya, atau kamu terlalu sombong dan bangga, atau kamu terlalu menggantungkan diri kepada daya dan upayamu sendiri, dan atau kamu menyekutukan Allah dengan dirimu atau mahluk. Akibat semua itu, kamu berada terlalu jauh dari Dia, membuatmu lupa untuk mematuhi Dia, kamu dijauhkan dari pertolongan-Nya, Dia murka kepadamu dan membiarkanmu asyik terlena dengan hal-hal keduniaan dan menuruti nafsu angkara murkamu. Tahukah kamu, bahwa semua itu menyebabkan kamu lupa kepada Allah dan menjauhkan kamu dari Dia yang menjadikan dan mengasuhmu serta memberimu rizki yang tiada terkira. Oleh karena itu waspadalah terhadap apa saja yang dapat menjauhkan kau dari Allah. Berhati-hatilah terhadap apa saja selain Allah yang hendak memalingkan kamu dari Allah. Apa saja selain Allah bukanlah Allah. Karenanya, kamu jangan mengambil apa saja selain Allah lalu kamu membuang Allah, karena Allah menciptakan kamu itu hanya untuk mengabdi kepada-Nya saja. Maka janganlah kamu menganiaya dirimu sendiri dengan melupakan Allah dan perintah-Nya, karena hal ini akan menyeretmu masuk neraka yang bahan bakarnya terdiri atas manusia dan batu. Ketika itu kamu akan menyesal, sesal yang tiada berguna lagi. Tobat pada waktu itu sudah tidak berguna lagi. Merataplah dan menangislah, tetapi siapakah yang berdaya untuk menolongmu ? Kamu memohon ampun kepada Allah, tetapi Allah tidak menerima permohonanmu lagi ketika itu. Kemudian kamu berangan-angan hendak kembali lagi ke dunia untuk membetulkan ibadahmu kepada Allah, tetapi apa daya dunia sudah tidak ada lagi bagi kamu.
Kasihanilah diri kamu itu. Gunakanlah segala daya dan upayamu untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT. Gunakanlah apa saja yang telah diberikan Allah kepadamu, berupa ilmu, akal, kepercayaan dan cahaya kerohanian kamu untuk mengabdikan diri kepada Allah, agar kamu diliputi cahaya yang terang benderang dan tidak lagi berada di dalam kegelapan. Berpegang teguhlah kepada Allah dan hukum-hukum- Nya, dan mengembaralah kamu menuju Allah menurut aturan-aturan yang telah ditentukan oleh Allah. Dia- lah yang telah menciptakan dan memelihara kamu seta menjadikan kamu seorang manusia yang sempurna.
Janganlah kamu mencari apa-apa yang tidak diperintahkan-Nya dan janganlah kamu mengatakan bahwa sesuatu itu buruk sebelum Dia mengharamkannya. Apabila telah terdapat keserasian antara kamu dengan Allah dan perintah-Nya, maka seluruh alam ini akan menghambakan diri kepada kamu. Dan apabila kamu menghindarkan apa-apa yang diharamkan oleh Allah, maka semua perkara yang tidak diinginkan itu akan lari dari kamu di manapun juga kamu berada. Allah berfirman, “Wahai manusia, Aku-lah Tuhan. Tidak ada Tuhan selain Aku. Jika Aku mengatakan kepada sesuatu, “Jadilah !” maka jadilah ia. Patuhlah kepada-Ku sehingga jika kamu mengatakan kepada sesuatu, “Jadilah !” maka jadilah ia.” Allah juga berfirman, “Wahai bumi, barangsiapa menghambakan dirinya kepada-Ku, maka berkhidmadlah engkau kepadanya. Dan barangsiapa menghambakan dirinya kepadamu, maka buatlah ia susah.” Demikianlah firman-firman Tuhan di dalam kitab-Nya.
Oleh karena itulah, jika datang larangan dari Allah, maka jadikanlah dirimu seolah-olah orang yang letih, lesu dan tiada berdaya; atau seperti tubuh yang tiada bersemangat, tiada berkehendak dan bernafsu, bebas dari dunia kebendaan, lepas dari nafsu-nafsu kebinatangan; atau bagaikan halaman rumah yang gelap gulita; dan atau seperti bangunan yang hendak roboh yang tidak berpenghuni. Hendaknya kamu menjadi seperti orang yang telah tuli, buta, bisu, sakit gigi, lumpuh, tidak bernafsu, tidak berakal dan badan kamu seolah-olah mati dan dibawa kabur.
Hendaklah kamu memperhatikan dan segera melaksanakan perintah-perintah Allah. Bencilah dan malaslah untuk melakukan apa-apa yang dilarang oleh Allah, beraksilah terhadapnya seperti orang mati dan serahkanlah bulat-bulat dirimu kepada Allah. Minumlah minuman ini, ambillah obat ini dan makanlah makanan ini, supaya kamu bebas dari nafsu-nafsu kebinatangan dan kesetanan, agar kamu sembuh dari penyakit dosa dan maksiat serta terlepas dari ikatan hawa nafsu. Semoga kamu mencapai kesehatan jiwa yang sempurna.
Sumber : http://www.scribd.com/doc/28543643/futuhul-ghaib

Selasa, 13 September 2011

Kisah Abu Yazid Al Bustami
Abu Yazid Al Bustami seorang ahli Sufi yang dikejutkan oleh mimpinya supaya pergi ke gereja Samaan. Tiga kali mimpinya itu berulang. Lalu ia bersiap dengan pakaian dan cara yang diberitahu dalam mimpinya. Ia masuk ke gereja Samaan tanpa diketahui oleh Paderi-paderi yang hadir. Dia bersama-sama paderi lain menanti kedatangan ketua Paderi. Setelah ketua Paderi datang, ketua Paderi itu tidak dapat berucap. Dia tahu ada orang lain, orang Islam di dalam gereja itu. Katanya, ” ada orang yang percaya kepada Syariat Muhammad di dalam gereja ini.”
Semua paderi menjadi gempar dan mereka menghendaki orang itu di bunuh. Namun ketua paderi mencegahnya, sebaliknya ketua paderi meminta orang itu bangun supaya mereka dapat mengenalinya. Abu Yazid Al-Bustami pun bangun, tanpa rasa takut.
Menjawab 50 pertanyaan bertanya 1 pertanyaan.
Ketua paderi berkata, “wahai pengikut Muhammad, saya akan mengajukan pertanyaan kepada kamu. Jika kamu dapat menjawab semuanya dengan benar, maka saya akan mengikuti agama kamu. Namun jika kamu tidak dapat menjawabnya, maka kami akan membunuhmu.”
Jawab Abu Yazid, “baiklah! Tanyakan apa saja yang kamu ingin tanyakan.”
Ketua paderi itu mengemukakan 50 pertanyaan bertubi-tubi dan kemudian Abu Yazid menjawabnya dengan tepat.
Kata Abu Yazid, “saya sudah jawab semua pertanyaan tuan. Sekarang apakah ada lagi pertanyaan-pertanyaan yang lain?”
Semua pendeta menjawab, “tidak ada lagi,”
Kemudian Abu Yazid mengemukakan pertanyaan kepada mereka. “beritahu saya
kunci Syurga dan Neraka langit.”
Tidak seorang pun yang dapat menjawabnya dan mereka mengaku
bahwa memang mereka tidak tahu jawabannya. Baru satu pertanyaan sudah tidak
dapat dijawab sedangkan Abu Yazid telah menjawab berpuluh pertanyaan. Mereka
meminta ketua paderi menjawab, namun ia membisu.
Katanya, “bukan saya tidak mau menjawab, tetapi saya takut kamu semua
tidak sependapat.”
Mereka heran mendengar kata-kata ketua paderi itu. Akhirnya mereka mendesak juga dan bersedia untuk menyetujui serta menerima kata-kata ketua mereka.
Kemudian ketua Paderi menjawab “Bahwa kunci Syurga dan Kunci langit itu tidak lain ialah “LAILA HAILLALLAH HU MUHAMMAD DARASULULLAH.” Tegas ketua paderi.
Mereka semua tersentak, terdiam. Lalu Abu Yazid berkata, “memang benar kata ketua kamu ini.” Semua paderi memeluk Islam, Abu Yazid menuntut janji kepada ketua paderi dan persetujuan pengikut-pengikutnya.
“Sahabat-sahabat sekalian percayalah bahwa apa yang saya ceritakan ini adalah benar. Saya tidak dipaksa oleh siapapun dalam mengucapnya. Memang sudah lama saya fikirkan hendak menyampaikan masalah ini kepada sahabat-sahabat semua, tetapi saya bimbang sahabat-sahabat tidak akan percaya kepada saya lagi. Saya hanya menunggu waktu.”
“Dari mana tuan mengetahui perkara ini?” Tanya salah seorang paderi.
“Dari ketua sebelum saya.” Jelas ketua paderi.
“Sebelum ketua itu meninggal dunia dia telah bersumpah bahwa perkara yang dikatakan itu adalah benar.” Sambung ketua paderi itu.
“Kalau begitu, apa lagi yang kita tunggu!” Ketua paderi dan pengikut-pengikutnya semuanya memeluk Islam disebabkan oleh Abu Yazid. Ilmu Abu Yazid telah menyelamatkan daripada maut. Ilmu ketua paderi telah menyelamatkan daripada kesesatan dan ilmu kedua-duanya telah menutup tabir kejahilan dan menyingkap tabir kebenaran dan Islam!
Berikut ini Pertanyaan Ketua Paderi. Dan Jawaban Abu Yazid Al-Bustami
1. Yang satu tidak ada duanya.
Kewujudan Allah Maha Esa. Dia Tuhan yang tunggal tiada sekutu baginya.
2. Yang dua tiada tiganya.
Malam dan siang. Apabila pergi malam datanglah siang dan apabila pergi siang datanglah malam.
3. Yang tiga tiada empatnya.
Kursi, Kalam dan Arash Allah Hu subhanahu Wataala.
4. Yang empat tiada limanya.
Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quran.
5. Yang lima tiada enamnya.
Islam telah memfardukan solat lima waktu: Zohor, Asar, Maghrib, Ishak dan
Subuh.
6. Yang enam tiada tujuhnya.
Hari-hari Allah telah menciptakan langit dan bumi. Ini semua tersebut didalam Kitab-kitab suci juga.
7. Yang tujuh tiada delapannya.
Tujuh petala langit dan tujuh lapis bumi yang disebut di dalam Kitab Suci juga.
8. Yang delapan tiada sembilannya.
Bilangan Malaikat yang memikul Arash Allah Taala yang disebutkan di dalam
Kitab Suci (artinya): dan akan memikul Arash Tuhan kamu pada hari (Kiamat)
itu adalah delapan Malaikat.
9. Yang sembilan tiada sepuluh.
Bilangan kaum daripada golongan manusia yang menjadikan kerusakan bumi Allah,
sebagaimana yang tersebut di dalam Kitab Suci (artinya): di dalam kota itu dahulu terdapat sembilan kumpulan yang menjadi perusak bumi, mereka tidak pernah melakukan yang baik.
10. Sepuluh yang sempurna.
Kewajiban puasa sepuluh hari ke atas orang yang berihram haji sebagaimana
firman Allah Taala (artinya): Maka hendaklah ia (orang yang berihram haji)
berpuasa tiga hari semasa haji dan tujuh hari setelah kembali ke negerinya.
Itulah dia sepuluh yang sempurna.
11. Yang sebelas.
Saudara-saudara Nabi Yusuf Alaihissalam.
12. Yang dua belas.
Bilangan bulan dalam setahun.
13. Yang tiga belas.
Mimpi Nabi Yusuf Alaihissalam yang tersebut di dalam Kitab Suci:
Sesungguhnya Aku melihat sebelas bintang, matahari dan bulan. Jumlahnya
tiga belas.
14. Orang yang berdusta, kemudian dapat masuk Syurga.
Mereka ialah saudara-saudara Nabi Yusuf Alaihissalam. Mereka memberitahu
ayah mereka Nabi Yaakob Alaihissalam bahwa Yusuf telah di makan serigala.
Mereka membawa pakaiannya yang dilumur dengan darah kambing. Perkara yang mereka lakukan itu adalah suatu dusta.
15. Orang yang benar, tetapi mereka dimasukkan ke dalam neraka.
Mereka ialah kaum Yahudi dan Nasrani, sesuai dengan firman Allah Ta’ala (artinya) : telah berkata, Kaum Yahudi, kaum Nasrani itu tidak benar dan berkata kaum Nasrani pula kaum Yahudi itu tidak benar. Kedua-dua kaum itu berkata benar pada tuduhan mereka antara satu dengan lain, namun mereka tidak mau tunduk kepada kebenaran yang ada di hadapan mereka yaitu mempercayai agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalam sebagai penyempurna agama yang sebelumnya. Lantaran itu mereka menduduki neraka.
16. Tempat roh dalam badan manusia.
Roh berada di dalam tubuh badan manusia yang hanya diketahui hakikatnya oleh Allah Taala kerana roh adalah merupakan urusan Allah Taala jua, berdasarkan firmannya (artinya): katakan roh itu dari perkara urusan Tuhanku.
17. Al Zariyati Zarwa.
Nama empat macam angin.
18. Al Hamilati Wakra.
Awan gemawan di dada langit.
19. Al Jariyati Yusra.
Perahu-perahu yang belayar di laut.
20. Al Mukassimati Amra.
Malaikat-malaikat yang bertugas membagi-bagikan rezeki kepada manusia pada malam Nisfu Syaaban.
21. Yang empat belas.
Tujuh petala langit dan tujuh lapis bumi yang sesuai dengan firman Allah
Taala (artinya): Maka Allah berfirman kepadanya yaitu kepada tujuh petala
langit dan tujuh lapis bumi, datanglah kepada aku secara patuh terhadap
perintahku ataupun secara terpaksa. Maka berkata kedua-dua langit dan bumi, “kami akan datang kepadamu secara patuh dan taat.”
22. Kubur yang berjalan dengan penghuninya.
Ikan besar yang menelan Nabi Yunus Alaihissalam. Nabi Yunus Alaihissalam
di bawa oleh ikan ke mana-mana sahaja yang akhirnya dimuntahkan di pantai
dengan izin Allah Taala.
23. Yang bernafas, tetapi tidak mempunyai roh.
Waktu subuh seperti firman Allah Taala (artinya): demi subuh apabila ia
terlepas.
24. Air yang tidak turun dari langit dan tidak keluar dari bumi.
Air yang dikirim oleh ratu Balqis kepada Nabi Sulaiman Alaihissalam di dalam botol yaitu air peluh kuda.
25. Empat yang bukan daripada golongan manusia, Malaikat dan bukan
daripada punggung lelaki dan daripada perempuan.
Kibas yang di bawa Jibril Alaihissalam sebagai korban ganti Nabi Ismail
Alaihissalam, unta Nabi Salleh Alaihissalam yang disembelih kaumnya, untuk
Nabi Adam dan Siti Hawa Alaihissalam.
26. Satu ciptaan Allah, lalu diingkarinya sebagai satu yang buruk.
Suara keledai yang tidak sedap didengar, sesuai dengan firman Allah Taala (artinya): sesungguhnya suara yang paling buruk ialah suara keledai
27. Darah yang mula-mula mengalir ke bumi.
Darah Habil yang dibunuh oleh saudaranya Kabil.
28. Sesuatu ciptaan Allah, lalu diangkat sesuatu yang berat.
Muslihat kaum wanita, seperti Firman Allah Taala (artinya): sesungguhnya tipu
muslihat wanita adalah suatu tipu muslihat besar atau berat.
29. Pada mulanya sebatang kayu kemudian menjadi roh.
Tongkat Nabi Musa Alaihissalam
30. Wanita yang paling utama.
Hawa, ibu sekalian manusia, kemudian Khatijah dan Aisyah, Asiah (isteri Firaun) dan Maryam Binti Imran.
31. Gunung yang paling utama.
Gunung Tursina
32. Binatang yang paling utama. Kuda.
33. Bulan yang paling utama.
Bulan Ramadhan.
34. Malam yang paling utama.
Lailatul Qadar.
35. Tentang Atta’mah.
Hari Kiamat.
36. Pohon yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting ada 30 daun, setiap daun ada lima kembang, dua bunga di matahari dan tiga bunga di tepi kegelapan.
Pohon itu “tahun” yang padanya ada 12 bulan, satu bulan ada 30 hari. Lima itu ialah lima waktu solat.
37. Satu benda yang pergi haji dan tawaf di Baitullah, tetapi tidak mempunyai roh dan tidak wajib haji. Bahtera Nabi Noh Alaihissalam.
38. Empat jenis air yang lain rupanya dan rasanya, tetapi sumbernya satu.
Air mata, air telinga, air hidung dan air mulut. Air mata masin, air telinga pahit, air hidung masin dan air mulut tawar.
39. Nakir, fatil dan kitmir.
Nakir ialah titik yang terdapat pada kulit luar benih, fatil ialah titik yang terdapat di dalam benih dan kitmir ialah kulit yang membaluti benih.
40. Sabid dan Labad.
Bulu kambing biri-biri dan kambing kasi.
41. Sam dan Ram.
Makhluk yang telah ada sebelum wujud Nabi Adam Alaihissalam.
42. Maksud keledai Makwak.
Keledai Makwak tanda ia melihat syaitan, lalu ia berkata: Allah melaknatnya.
43. Maksud anjing menyalak.
Anjing menyalak bermaksud: Awas! Celaka bagi penghuni-penghuni neraka dari
kemurkaan Allah yang maha berkuasa.
44. Maksud jeritan kuda.
Kuda menjerit bermaksud: Maha suci Allah yang memeliharaku ketika tentara
berpadu menyerang musuh dengan penuh semangat.
45. Maksud jeritan unta.
Unta menjerit membawa maksud: Hasbiyallahu Wakafa Billahi Wakila
(artinya): Memadailah Allah bagiku dan cukuplah Dia tempat aku menyerahkan
diriku.
46. Maksud nyanyian burung Bulbul.
Nyanyian Bulbul bermaksud: Maha suci Allah pada waktu pagi dan pada waktu
petang.
47. Maksud bunyi katak.
Bunyi katak bermaksud: Maha suci Tuhan yang di sembah di mana-mana sahaja
ada makhluknya dan di tempat-tempat yang tiada penghuninya.
48. Maksud kata-kata burung Nakus.
Maksud kata-katanya: Maha suci Allah sungguh-sungguh! Wahai anak Adam!
Lihatlah di barat dan di timur di dunia itu, adakah makhluk yang menongkat langit?
49. Kaum daripada makhluk Allah yang diutus kepadanya, namun ia bukan
dari kumpulan jin, manusia dan Malaikat.
Makhluk itu adalah lebih seperti Firman Allah Taala (artinya): dan Tuhan
kamu telah mewahyukan kepada lebih.
50. Di mana malam ketika siang dan di mana siang ketika malam.
Kedua-duanya berada di dalam ilmu Allah Taala yang amat sulit.

sumber http://netlog.wordpress.com/2006/10/14/kisah-abu-yazid-al-bustami/
AJARAN KESEBELAS
Jika nafsu untuk kawin telah muncul di dalam pikiranmu, tetapi kamu miskin papa lalu kamu bersabar dengan harapan menunggu pertolongan Allah yang menjadikan kamu dan nafsu kamu itu, maka Allah pasti menolong kamu, baik dengan menghilangkan nafsu itu dari kamu maupun dengan memberimu rizki ataupun dengan mencukupkan kamu dengan berbagai cara, dengan meringankan beban dan meningkatkan derajat kamu di akhirat kelak. Allah pasti menolongmu karena kesabaran dan keridhaanmu itu. Allah pasti menambah kesucian dan kekuatanmu. Jika Allah mencukupimu di dalam masalah rizki, maka kesabaranmu itu akan bertukar dengan syukur. Allah SWT menjanjikan akan menambahkan karunia-Nya kepada mereka yang bersyukur. Firman Allah : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambahkan (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS 14:7)
Jika sesuatu itu telah ditakdirkan bukan untuk kamu, maka janganlah kamu merasa kesal. Singkirkanlah perasaan itu jauh-jauh dari hatimu, baik sifat-sifat kebinatanganmu itu suka maupun tidak. Bersabarlah dan lawanlah kehendak nafsumu itu serta bertawakallah dan berpegang teguhlah kepada perintah- perintah Allah. Ridhalah dengan takdir Tuhan, dan dalam keadaan ini, berharaplah akan mendapat keridhaan dan karunia-Nya. Allah berfirman, “Hanya orang sabar itu sajalah akan diberi ganjaran sepenuhnya tanpa batas.”
Sumber : http://www.scribd.com/doc/28543643/futuhul-ghaib