Perjalanan bersama Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah Menyambut Pecinta Kesucian jiwa mengarungi Lautan Tanpa Tepi Mencari Barokah dan Menabur Barokah untuk Sesama.

Kamis, 12 Juli 2012

AJARAN KEDUAPULUH TUJUH
Anggaplah kebaikan dan kejahatan itu sebagai dua biji dari dua dahan yang berbeda, tetapi berasal dari satu akar yang sama. Satu dahan mengeluarkan buah yang pahit, sedangkan satu dahan lagi mengeluarkan buah buah yang manis. Oleh karena itu, tinggalkanlah kampung dan pasar tempat buah-buahan itu dijajakan dan jauhkanlah dirimu dari orang-orangnya. Pergila ke akar itu sendiri, jadilah penjaga akar itu dan dapatkanlah pengetahuan tentang kedua dahan dan buah tersebut serta tentang sekitarnya, kemudian tetaplah kamu tinggal berada dekat dahan yang mengeluarkan buah-buahan yang manis. Makanlah buah yang manis itu dan jadikanlah ia sumber kekuatanmu. Jauhkanlah dirimu dari dahan yang mengeluarkan buah- buahan yang pahit, karena buah-buahan itu mungkin dapat meracuni kamu. Jika kamu bersikap demikian, maka akan selamatlah kamu dari semua kejahatan, karena kejahatan dan bencana itu datang dari buah-buahan yang pahit itu. Jika kamu menjauhi akar itu dan berada di tempat-tempat yang jauh, lalu buah-buah itu dibawa ke hadapanmu setelah dicampur adukkan antara buah-buah yang manis dengan buah-buah yang pahit, sehingga kamu tidak lagi dapat membedakannya, kemudian kamu terus memakannya, maka mungkin kamu akan mengambil buah yang pahit dan terkena racun buah yang pahit itu.
Jika pada mulanya kamu memakan buah yang manis lalu manisnya itu masuk meresap ke dalam tubuhmu dan kamu mendapatkan manfaat darinya serta menjadi bahagia, maka besar kemungkinan kamu tidak akan merasa puas dengannya dan bersar kemungkinan pula kamu akan memakan buah yang pahit, sedangkan kamu tidak yakin bahwa buah yang kamu makan itu adalah buah yang pahit, sehingga kamu akan mengalami apa yang telah aku katakana, yakni keracunan.
Oleh karena itu, tidaklah baik kamu menjauhkan diri dari akar dan tidak tahu tentang buah-buah itu. Keselamatan akan kamu dapatkan, jika kamu berada dekat akar itu. Kebaikan kejahatan adalah ketentuan Allah Yang Maha Kuasa. Firman Allah, “Mereka berkata, “Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim; lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.” (QS 37:97)
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Allah telah menjadikan manusia yang menyebelih dan
juga binatang yang disembelih.”
Perbuatan hamba Allah itu adalah ciptaan Allah, begitu pula hasil atau akibat perbuatan itu. Allah berfirman, “…(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka), “Salamun ‘alaikum, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”.” (QS 16:32)
Segala puja dan puji adalah bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah memberikan perbuatan itu kepada mereka. Dan Allah mengatakan bahwa masuknya mereka ke dalam surga itu adalah karena perbuatan mereka, padahal sebenarnya adalah karena pertolongan, idzin dan rahmat Allah juga.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada orang yang masuk surga karena perbuatannya sendiri.” Beliau ditanya, “Apakah engkau juga tidak, wahai Nabi Allah ?” Beliau menjawab, “Ya, walaupun aku sendiri, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku.” Ketika beliau mengucapkan hal itu, beliau meletakkan tangannya di atas kepalanya. Cerita ini disebutkan dalam satu hadits yang dibawa oleh Aisyah ra.
Oleh karena itu, jika kamu dapat melaksanakan perintah Allah, dapat melakukan kebaikan dan mampu manjauhkan dirimu dari hal-hal yang haram, maka hendaklah kamu kembali dan berserah diri kepada Allah yang telah menjadikan kamu dapat berbuat demikian. Dia akan melindungi kamu dari noda dan dosa serta menambahkan kebaikan kepadamu. Dia akan memelihara kamu dari ternoda oleh dosa, baik berkenaan dengan hal agama maupun dengan hal keduniaan. Berkenaan dengan hal keduniaan, Allah berfirman, “Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata, “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” (QS 24:12)
Sumber: Sumber : http://www.scribd.com/doc/28543643/futuhul-ghaib
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar